TANGISAN ANAK NEGRI |
Pagi telah tiba,sang mentari menembuskan kilauan cahaya
dari ufuk timur.Sang jantan melafalkan sarirnya.Cendarawasih menari-nari,angin
pun berhembus lirih di lemba yang penuh misteri itu.Aku pun mulai terbangun dari
para-para Honaiku.Ku mencoba membuka mata melihat ciptahan sang khalik yang sunggu
indah ini .Embun rintik matahari pagi mewarnai kehidupan di alam pegunungan
bintang.Melihat hamparan gunung-gunung yang berjejeran menjulang tinggi
bagaikan kuningan-kunungan emas di negri di atas awan ini.Ku mencoba untuk
pejamkan mataku sejenak,Ku mencoba rentangkan tanganku,lalu,ku mencoba untuk
menghirup udara sejuk di atas lemba.Desiran anginpun berirama bagaikan lirik
lagu dengan nada yang slow.Sunggu jelita permadani ciptahan sang khalik di negri ini.Menatap
cermin ilusi di tengan hutan belantara,menikung pepohonan yang melambai-lambai,di
celah-celah kaki gunung,denjut jantungku berdebar,ku tanyakan pada sanubariku,dimana
ka aku beradah? jiwa tak mengingatkan
honaiku,terasa hidupku semakin sempurna
jika berada di negri ini.
Suara Dimonim pun terdengar merdu,menandakan hari baru telah tiba bagi
kaum muda-mudi anak negri Aplim Apom.Ku ingin menatap jauh ke depan munuju arah
matahari,barangkali aku bisa meruba nasib orang tuaku yang tinggal dan terpaku
di hutan belantara.Ku mencoba bangkit dari tidurku lalu terbang jauh mengintipi
awan bersama cendarawasih.Namun,ku tak mampu melewati badai-badai yang
menghalangi tujuanku.Aku anak negri yang punya hak untuk menjadi orang yang pintar dan bekerja di
atas tanahku sendiri.Kadang aku bermimpi dan terbangun dari tidurku.Ku selalu mencoba dan
terus mencoba namun si beruang selalu menghalangi jalanku.
Dimana ka Keadilannya?
Kami adalah anak negri, Kami
ingin maju,kami ingin lepas,dari ikatan rantai yang berdiri membantai dan
menindas kaum muda-mudi di negri di atas awan ini.Haiiii para penguasa
janganlah bertindak sewenanga-wenang
perhatikanlah kami generasi penerus bangsa Aplim Apom ini.
SALAM
PERUBAHAN
uropmabin
sala tiga 9/12/15